Minggu, 17 Juni 2012

PERENCANAAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

MANAJEMEN
PERENCANAAN DAN PENILAIAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)
Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan dalam kaitannya dengan sumber daya manusia juga menjadi sebuah keharusan dalam operasionalisasi perusahaan. Perencanaan sumber daya manusia adalah perencanaan strategis untuk mendapat untuk mendapatkan dan memelihara kualifikasi sumber daya manusia yang diperlukan bagi organisasi perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Sekalipun misalnya sebuah perusahaan telah memiliki sumber daya manusia yang memadahi dan handal, namun perusahaan juga perlu memastikan akan keterpeliharaan dan ketersediaannya dimasa yang akan datang. Kasus-kasus seperti hanya “pembajakan tenaga kerja”, larinya tenaga kerja ke perusahaan lain, dan lain sebagainya merupakan salah satu indikasi perlunya sebuah perencanaan di persiapkan dengan sebaik-sebaiknya.
Ada beberapa langkah strategis sehubungan dengan perencanaan sumber daya manusia yang dijelaskan oleh Cestro, Husted, dan Dougles adalah sebagai berikut :
Langkah pertama: Representasi dan refleksi dari rencana strategis perusahaan.
Perencanaan SDM sudah semestinya merupakan representasi dan refleki dari keseluruhan rencana strategis perusahaan. Artinya, kualifikasi sumber daya manusia yang nantinya dirumuskan sudah semestinya memenuhi kriteria sebagaimana yang disyaratkan dalam perencanaan strategis perusahaan secara keseluruhan, serta terintegrasi dengan bagian-bagian perusahaan lainnya seperti bagian produksi, pemasaran, dan lain sebagainya. Misalnya saja, perusahaan dalam lima tahun ke depan bermaksud untuk mempertahankan tingkat keuntungan (profit) pada tingkat 10 persen.
Langkah kedua: Analisa dari kualifikasi tugas yang akan diemban oleh tenaga kerja.
Pada tahap ini, ada tiga hal yang biasanya dilakukan, yaitu analisa kerja atau lebih dikenal dengan analisa jabatan (job analysis), deskripsi kerja (job description), dan spesifikasi kerja atau lebih dikenal dengan spesifikasi jabatan (job spesification). Analisis jabatan merupakan persyaratan detail tentang jenis pekerjaan yang diperlukan serta kualifikasi kerja yang diperlukan untuk mampu menjalankannya. Deskripsi jabatan meliputi rincian pekerjaan yang akan menjadi tugas tenaga kerja. Spesifikasi jabatan merupakan rincian karakteristik atau kualifikasi yang diperlukan bagi tenaga yang dipersyaratkan.
Langkah ketiga: Analisa kesediaan tenaga kerja.
Langkah ini merupakan sebuah perkiraan tentang jumlah tenaga kerja beserta kualifikasinya yang ada dan diperlukan bagi perencanaan perusahaan di masa yang akan datang. Termasuk di dalam langkah ini adalah berapa jumlah tenaga kerja yang perlu dipromosikan, ditransfer, dan lain sebagainya. Pada langkah ini, berdasarkan evaluasi kegiatan perusahaan pada periode sebelumnya dan rencana perusahaan untuk periode berikutnya, maka perusahaan menganalisa apakah ketersediaan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan mencukupi untuk memenuhi tuntutan kebutuhan perusahaan di masa yang akan datang ataukah tidak.
Langkah keempat: Melakukan tindakan inisiatif.
Analisa terhadap ketersediaan tenaga kerja yang ada di dalam perusahaan dan keperluannya bagi masa yang akan datang membawa kepada kesimpulan :
1. Sekiranya tenaga kerja yang ada sudah memadai bagi operasionalisasi perusahaan di masa yang akan datang, tidak perlu ada tindakan inisiatif yang dilakukan seperti rekrutmen, transfer, dan lain sebagainya.
2. Sekiranya tenaga kerja yang tersedia perlu dilakukan perombakan, maka barangkali perlu dilakukan rasionalisasi, perekrutan dan lain sebagainya.
Langkah kelima: Evaluasi dan modifikasi tindakan.
Langkah keempat yang dilakukan tentu akan senantiasa berubah dari masa ke masa. Sehingga perlu senantiasa dilakukan evaluasi terhadap perencanaan sumber daya manusia disesuaikan dengan perencanaan strategis perusahaan. Manajemen  adalah proses terus menerus dan berkelanjutan. Oleh karena itu, apa yang telah direncanakan dalam manajemen sumber daya manusia juga harus senantiasa dievaluasi dan dilakukan  tindakan korektif sekiranya ada ketidaksesuaian atau terjadi perubahan seiring dengan perkembangan yang terjadi di perusahaan.
Penilaian Sumber Daya Manusia
Dalam buku yang berjudul :”Manajemen Sumber Daya Manusia” (1995:327), menurut Henry Simamora kinerja karyawan adalah tingkat terhadap mana para karyawan mencapai persyaratan-persyaratan pekerjaan.
Yang dimaksud dengan sistem penilaian kinerja ialah proses yang mengukur kinerja karyawan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan adalah :
1. karakteristik situasi,
2. deskripsi pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan standar kinerja pekerjaan,
3. tujuan-tujuan penilaian kinerja,
4. sikap para karyawan dan manajer terhadap evaluasi
Tujuan Penilaian Kinerja
Tujuan diadakannya penilaian kinerja bagi para karyawan dapat kita ketahui dibagi menjadi dua, yaitu:
·         Tujuan evaluasi
Seorang manajer menilai kinerja dari masalalu seorang karyawan dengan menggunakan ratings deskriptif untuk menilai kinerja dan dengan data tersebut berguna dalam keputusan-keputusan promosi. demosi, terminasi dan kompensasi.
·         Tujuan pengembangan
Seorang manajer mencoba untuk meningkatkan kinerja seorang karyawan dimasa yang akan datang.
Sedangkan tujuan pokok dari sistem penilaian kinerja karyawan adalah: sesuatu yang menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan prilaku dan kinerja anggota organisasi atau perusahaan.
Manfaat Penilaian Kinerja Karyawan
Manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak adalah agar bagi mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. (Rivai & Basri, 2004:55)
Pihak-pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah:
(1) Orang yang dinilai (karyawan)
(2) Penilai (atasan, supervisor, pimpinan, manager, konsultan) dan
(3) Perusahaan.
Manfaat bagi karyawan yang dinilai
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja adalah (Rivai&Basri,2004 :58), antara lain:
a.       Meningkatkan motivasi.
b.      Meningkatkan kepuasan hidup.
c.       Adanya kejelasan standard hasil yang diterapkan mereka.
d.      Umpan balik dari kinerja lalu yang kurang akurat dan konstruktif.
e.       Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar.
f.       Pengembangan tantang pengetahuan dan kelemahan menjadi lebih besar, membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.
g.      Adanya kesempatan untuk berkomunikasi ke atas .
h.      Peningkatan pengertian tentang nilai pribadi.
i.        Kesempatan untuk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka mengatasinya.
j.        Suatu pemahaman jelas dari apa yang diharapkan dan apa yang perlu untuk dilaksanakan untuk mencapai harapan tersebut.
k.      Adanya pandangan yang lebih jelas tentang konteks pekerjaan.
l.        Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan apa pun dorongan atau pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.
m.    Meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.
Manfaat bagi penilai (supervisor/manager/penyelia)
Bagi penilai, manfaat pelaksanaan penilaian kinerja (Rivai&Basri, 2004 : 60) adalah;
a.       Kesempatan untuk mengukur dan mengidentifikasikan kecenderungan kinerja karyawan untuk perbaikan manajeman selanjutnya.
b.      Kesempatan untuk mengembangkan suatu pandangan umum tentang pekerjaan individu dan departemen yang lengkap.
c.       Memberikan peluang untuk mengembangkan sistem pengawasan baik untuk pekerjaan manajer sendiri, maupun pekerjaan dari bawahannya.
d.      Identifikasi gagasan untuk peningkatan tentang nilai pribadi.
e.       Peningkatan kepuasan kerja .
f.       Pemahaman yang lebih baik terhadap karyawan, tentang rasa takut, rasa grogi, harapan, dan aspirasi mereka.
g.      Menigkatkan kepuasan kerja baik terhadap karyawan dari para manajer maupun dari para karyawan.
h.      Kesempatan untuk menjelaskan tujuan dan prioritas penilai dengan memberikan pandangan yang lebih baik terhadap bagaimana mereka dapat memberikan kontribusi yang lebih besar kepada perusahaan.
i.        Meningkatkan rasa harga diri yang kuat diantara manajer dan juga para karyawan, karena telah berhasil mendekatkan ide dari karyawan dengan ide para manajer.
j.        Sebagai media untuk mengurangi kesejangan antara sasaran individu dengan sasaran kelompok atau sasaran departemen SDM atau sasaran perusahaan.
k.      Kesempatan bagi para manajer untuk menjelaskan pada karyawan apa yang sebenarnya diingikan oleh perusahaan dari para karyawan sehingga para karyawan dapat mengukur dirinya, menempatkan dirinya, dan berjaya sesuai dengan harapan dari manajer.
l.        Sebagai media untuk menigkatkan interpersonal relationship atau hubungan antara pribadi antara karyawan dan manajer.
m.    Dapat sebagai sarana menimgkatkan motivasi karyawan dengan lebih memusatkan perhatian kepada mereka secara pribadi.
n.      Merupakan kesempatan berharga bagi manajer agar dapat menilai kembali apa yang telah dilakukan sehingga ada kemungkinan merevisi target atau menyusun prioritas kembali.
o.      Bisa mengidentifikasikan kesempatan untuk rotasi atau perubahan tugas karyawan.
Manfaat bagi perusahaan
Bagi perusahaan, manfaat penilaian adalah, (Rivai&Basri, 2004 : 62) antara lain:
a.       Perbaikan seluruh simpul unit-unit yang ada dalam perusahaan karena:
1.      Komunikasi menjadi lebih efektif mengenai tujuan perusahaan dan nilai budaya perusahaan.;
2.      Peningkatan rasa kebersamaan dan loyalitas;
3.      Peningkatan kemampuan dan kemauan manajer untuk menggunakan keterampilan dan keahlian memimpinnya untuk memotivasi karyawan dan mengembangkan kemauan dan keterampilan karyawan.
b.      Meningkatkan pandangan secara luas menyangkut tugas yang dilakukan oleh masing-masing karyawan;
c.       Meningkatkan kualitas komunikasi;
d.      Meningkatkan motivasi karyawan secara keseluruhan;
e.       Meningkatkan keharmonisan hubungan dalam pencapaian tujuan perusahaan;
f.       Peningkatan segi pengawasan melekat dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap karyawan;
g.      Harapan dan pandangan jangka panjang dapat dikembangkan;
h.      Untuk mengenali lebih jelas pelatihan dan pengembangan yang dibutuhkan;
i.        Kemampuan menemu kenali setiap permasalahan;
j.        Sebagai sarana penyampaian pesan bahwa karyawan itu dihargai oleh perusahaan;
k.      Budaya perusahaan menjadi mapan. Setiap kelalaian dan ketidakjelasan dalam membina sistem dan prosedur dapat dihindarkan dan kebiasaan yang baik dapat diciptakan dan dipertahankan. Berita baik bagi setiap orang dan setiap karyawan akan mendukung pelaksanaan penilaian kinerja, mau berpartisipasi secara aktif dan pekerjaan selanjutnya dari penilaian kinerja akan menjadi lebih baik;
l.        Karyawan yang potensil dan memungkinkan untuk menjadi pimpinan perusahaan atau sedikitnya yang dapat dipromosikan menjadi lebih mudah terlihat, mudah diidentifikasikan, mudah dikembangkan lebih lanjut, dan memungkinkan peningkatan tanggung jawab secara kuat;
m.    Jika penilaian kinerja ini telah melembaga dan keuntungan yang diperoleh perusahaan menjadi lebih besar, penilaian kinerja akan menjadi salah satu sarana yang paling utama dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
A.    Program Sumber Daya Manusia PT. Telkom
Pemenuhan kebutuhan SDM serta infrastruktur terkait dilakukan dengan berdasar pada prinsip sinergi dan optimalisasi sumber daya internal yang ada di jajaran Telkom Group. Rencana pengalokasian karyawan Telkom Group disusun paling lambat pada triwulan IV dan berlaku selama 1 (satu) tahun ke depan. Rencana pengalokasian karyawan berisi berbagai informasi diantaranya:
·         Nama posisi yang sudah atau sedang dan akan dijabat oleh karyawan;
·         Layer posisi;
·         Job stream;
·         Lokasi kerja;
·         Jumlah formasi;
·         Rencana pengaturan karyawan tiap bulan termasuk promosi dan mutasi;
·         Status penugasan (berjangka waktu/tidak berjangka waktu);
·         Mutasi masuk dan keluar (in/out)
Rencana ketenagakerjaan disusun dengan mengidentifikasi kebutuhan karyawan di jajaran Telkom Group, yang mengacu pada Human Capital Plan atau Rolling Human Capital Plan Telkom Group.
Sementara itu, pelaksanaan rekrutmen SDM Telkom Group dilakukan dengan mengoptimalkan sumber daya internal melalui sinergi di jajaran Telkom Group. Sinergi di bidang perekrutan ini bertujuan mengedepankan efisiensi dalam hal biaya rekruitmen dan biaya pergantian karyawan di masing-masing Perusahaan, serta untuk mendapatkan kandidat terbaik sesuai kualifikasi yang dibutuhkan Telkom Group. Selain itu, sinergi ini dengan sendirinya juga memfasilitasi pengembangan karir setiap karyawan di jajaran Telkom Group. Jika dimungkinkan, kebutuhan karyawan akan dipenuhi oleh kandidat yang berasal dari dalam Telkom Group sendiri. Kami juga mengirim lebih banyak karyawan dari Telkom untuk penugasan di perusahaan lain di Telkom Group.
Sinergi dalam hal perekrutan mencakup:
·         Pelaksanaan Career Days;
·         Pemanfaatan bersama atas infrastruktur dan fasilitas seperti tempat kegiatan pelatihan atau penilaian dalam proses penyeleksian karyawan;
·         pemanfaatan bersama atas database kandidat serta modul atau materi terkait pengetahuan produk Telkom Group; dan
·         Inisiatif sinergi di bidang perekrutan lainnya.
Telkom Group memiliki 26.023 orang karyawan per tanggal 31 Desember 2011, yang terdiri dari 19.780 karyawan Telkom dan 6.243 karyawan pada Anak Perusahaan. Jumlah ini menurun 3,1% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2010 sebanyak 26.847 karyawan, dikarenakan pelaksanaan program multi exit sejak tahun 2005.
Mengenai Human Capital Plan
Sumber Daya Manusia (“SDM”) Telkom merupakan aset yang sangat penting bagi Perusahaan. Oleh karena itu, Telkom mengubah cara pandangnya terhadap SDM yang dimiliki sebagai Human Capital.
Untuk mengoptimalkan potensi Human Capital yang ditempatkan di Telkom Group, Perusahaan menyusun Human Capital Plan yang terpadu dengan merujuk pada perencanaan korporasi jangka panjang maupun tahunan dan strategi bisnis masing-masing perusahaan yang tergabung di Telkom Group. Selain itu, penyusunannya juga diperkuat oleh analisis penawaran dan permintaan yang akurat serta terukur, yaitu dengan menggunakan referensi data acuan terutama acuan rasio produktivitas pada beberapa perusahaan sejenis.
Informasi yang harus dimasukkan dalam Human Capital Plan Telkom Group terdiri dari:
·         Proyeksi mengenai jumlah Human Capital Telkom Group yang dihitung berdasarkan portofolio bisnis selama periode lima tahun ke depan;
·         Proyeksi tentang komposisi Human Capital secara rinci dengan mengacu pada komposisi job stream, pendidikan, usia dan jabatan;
·         Rencana ketenagakerjaan yang berisi rencana SDM tahunan di masing-masing perusahaan yang termasuk jajaran Telkom Group.
Penyusunan Human Capital Plan yang terpadu membantu Perusahaan dalam:
·         Memproyeksikan kebutuhan Human Capital Telkom Group secara tepat, baik dari sisi jumlah dan kompetensinya;
·         Menyusun rencana pengalokasian karyawan dan rencana pengembangan karir Telkom Group;
·         Mengukur produktivitas Human Capital Telkom Group.

Senin, 14 Mei 2012

Manajemen Resiko

Setiap usaha pasti memiliki resiko, namun apakah resiko itu dapat dideteksi lebih dini ataukah dapat muncul dengan tiba-tiba. Jika resiko itu memang harus terjadi apakah besarnya resiko tersebut dapat mempengaruhi usaha yang sedang dijalankan ?

Defenisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
1. Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
2. Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)
3. Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.

Pentingnya manajemen resiko dibagi menjadi 5 bagian :

1.Untuk menerapkan tata kelola usaha yang baik.

2. Untuk menghadapi kondisi lingkungan usaha yang cepat berubah.

3. Untuk mengukur resiko usaha.

4. Untuk pengelolaan resiko secara sistematis dan penyediaan informasi yang lebih akurat kepada pemilik usaha.

5. Untuk memaksimumkan laba.

Resiko disebabkan karena adanya ketidakpastian, maka dapat saya gambarkan sebagai berikut yaitu Resiko dapat disebabkan dari luar (ekstern) dan dari dalam (intern). Pengaruh dari luar dapat berupa :

1. Kondisi dunia internasional sehingga mempengaruhi kondisi ekonomi Negara kita.

2. Bisa juga berupa teknologi baru yang dapat menimbulkan inovasi usaha atau efesiensi dalam operasional usaha.

3. Peraturan Pemerintah terhadap dunia usaha juga bisa mempengaruhi dan dapat dianggap sebagai resiko.

4. Dan juga Pasar yang artinya adalah bagaimana industri usaha yang kita jalani dan pengaruhnya terhadap usaha kita itu sendiri, misalnya : kekuatan ekonomi masyrakat dalam membeli produk/jasa usaha kita.

5. Adanaya persaingan yang artinya kondisi dimana bermunculannya para pemain baru dalam usaha yang sedang kita jalani dan sejauh mana strategi mereka dapat mengambil omset usaha kita.

6. Sedangkan pengaruh internal dapat berupa strategi yang kita pilih untuk melakukan usaha, misalnya : strategi marketing, apakah kita akan beriklan melalui Koran, radio atau media lainnya.

Pada saat kita menentukan pilihan kita (strategi kita) maka sejauh mana efektivitas strategi tersebut untuk meminimalisir resiko ketidakberhasilan. Kesemuanya itu mengandung ketidakpastian sehingga dapat menimbulkan peluang dan resiko bagi para pemegang kepentingan terhadap usaha kita. Pemegang kepentingan terhadap usaha kita bukan hanya pemilik dan karyawan saja akan tetapi mencakup pelanggan, pemasok, dan pemerintah (secara luas).

Resiko terbagi menjadi 8 kategori jenis, yaitu :

1. Resiko kredit berkaitan dengan penerimaan dan penyaluran kredit.

2. Resiko likuiditas berkaitan dengan aliran kas usaha.

3. Resiko Market berkaitan dengan pasar industri usaha kita.

4. Resiko strategis berkaitan dengan strategi yang kita terapkan.

5. Resiko reputasi berkaitan dengan nama baik usaha kita.

6. Resiko legal berkaitan dengan kemungkinan kasus hokum yang akan kita hadapi.

7. Resiko compliance berkaitan dengan kepatuhan, dapat berupa kepatuhan usaha terhadap aturan yang ditetapkan pemerintah ataupun kepatuhan karyawan terhadap peraturan pemilik usaha.

8. Resiko proses berkaitan dengan proses bisnis dari usaha yang kita jalankan.

Sumber resiko saya bagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Risiko Lingkungan (Eksternal) adalah Kekuatan-kekuatan lingkungan yang menghalangi atas pelaksanaan strategi dan tujuan perusahaan.

2. Risiko Proses (Internal) adalah proses bisnis yang tidak terdefinisikan secara jelas sehingga dimungkinkan terjadinya jurang pemisah antara strategi dan tujuan bisnis.

3. Risiko Informasi (Eksternal/Internal) adalah Adanya informasi yang tidak relevan dan tidak dapat diandalkannya informasi utk pengambilan keputusan.

Kerangka menajemen resiko menurut AS/NZS 4360: 2004 sebagai berikut :

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menetapkan konteks, konteks disini adalah berupa tujuan perusahaan atau biasa yang disebut dengan visi dan misi perusahaan. Setelah itu tetapkan kriteria untuk mengidentifikasi resiko.

Langkah kedua adalah mengidentifikasi resiko pada usaha anda.

Langkah ketiga adalah menganalisa resiko yang telah kita identifikasi sebelumnya untuk menentukan tingkat pengendalian kita terhadap resiko-resiko tersebut dengan mempertimbangkan tingkat kemungkinan dan konsekuensinya terhadap tingkat resiko.

Langkah keempat adalah mengevaluasi resiko dengan membandingkan terhadap kriteria yang telah kita tentukan sebelumnya, dan setelah itu susun prioritas resiko yang akan kita selesaikan jika resiko itu terjadi.

Langkah kelima adalah jika pada langkah keempat hasil evaluasi resikonya tidak dapat diterima maka kita dapat melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Identifikasi evaluasi kembali opsi-opsi penanganan yang akan kita pilih.

2. Siapkan rencana penanganan.

3. Implementasikan rencana.

Langkah keenam adalah jika langkah keempat dan kelima sudah dapat diterima, maka kita tinggal memonitor dan menelaahnya saja.

Minggu, 29 April 2012

Jafa Safety Belt

JAVA SAFETY BELT







Kerepotan saat membonceng anak menggunakan motor?

sekarang ada solusinya
Java Safety belt menjawab semua kerepotan  ayah dan bunda
Java safety belt dirancang untuk kemananan dan kenyamanan saat  berkendara bersama buah hati tercinta. Java belt safety dibuat dari bahan berkualitas sehingga nyaman dipakai bunda dan buah hati tercinta. Kini tersedia ukuran jumbo bisa dipakai membonceng 2 anak didepan dan di belakang.
ada 2 pilihan warna merah dan biru


So, tunggu apalagi bunda segera miliki Java  Safety Belt
Hanya dengan harga 60rbu


BERKENDARA AMAN DAN NYAMAN PAKAI JAVA SAFETY BELT